Breaking News

Agen Domino 99 Bandarq Agen Bandarq AgenTogel
AgenTogel

Putri Sulung Tanteku Yang Bergairah


CERITA BOKEP TERBARUAgnes masih terlihat seperti dulu, kulitnya yang putih bersih, bibirnya yang merah merekah, rambutnya yang lebat tumbuh terjaga selalu di atas bahu. Meski rambutnya agak kemerahan namun karena kulitnya yang putih bersih, selalu saja menarik untuk dipandang, apalagi kalau berada dalam pelukan dan dielus-elus. Perjumpaan di Bandung ini mengingatkan peristiwa sepuluh tahun yang lalu ketika ia masih duduk di bangku kuliah di sebuah perguruan tinggi ternama di Bandung. Selama kuliah, ia tinggal di rumah tante, kakak ibunya yang juga kakak ibuku. Rumahku dan rumah tante agak jauh dan waktu itu kami jarang ketemu Agnes.

Aku mengenalnya sejak kanak-kanak. Ia memang gadis yang lincah, terbuka dan tergolong berotak pintar. Setahun setelah aku menikah, isteriku melahirkan anak kami yang pertama. Hubungan kami rukun dan saling mencintai. Kami tinggal di rumah sendiri, agak jauh di luar kota dijalan Agen Domino 99.
Sewaktu melahirkan, isteriku mengalami pendarahan hebat dan harus dirawat di rumah sakit lebih lama ketimbang anak kami. Sungguh repot harus merawat bayi di rumah. Karena itu, ibu mertua, ibuku sendiri, tante (ibunya Agnes) serta Agnes dengan suka rela bergiliran membantu kerepotan kami. Semua berlalu selamat sampai isteriku diperbolehkan pulang dan langsung bisa merawat dan menyusui anak kami.

Hari-hari berikutnya, Agnes masih sering datang menengok anak kami yang katanya cantik dan lucu. Bahkan, heran kenapa, bayi kami sangat lekat dengan Agnes. Kalau sedang rewel, menangis, meronta-ronta kalau digendong Agnes menjadi diam dan tertidur dalam pangkuan atau gendongan Agnes. Sepulang kuliah, kalau ada waktu, Agnes selalu mampir kerumah dan membantu isteriku merawat si kecil. Lama-lama Agnes jadi sering tinggal di rumah kami. Isteriku sangat senang atas bantuan Agnes.

Tampaknya Agnes tulus dan ikhlas membantu kami. Apalagi aku harus kerja sepenuh hari dan sering pulang malam. Bertambah besar, bayi kami berkurang nakalnya. Agnes mulai tidak banyak mampir ke rumah. Isteriku juga semakin sehat dan bisa mengurus seluruh keperluannya. Namun suatu malam ketika aku masih asyik menyelesaikan pekerjaan di kantor, Agnes tiba-tiba muncul.

“Ada apa Nes, malam-malam begini.”
“Mas Dani, tinggal sendiri di kantor?”
“Ya, Dari mana kamu?”
“Sengaja kemari.”
Agnes mendekat ke arahku. Berdiri di samping kursi kerja. Agnes terlihat mengenakan rok dan T-shirt warna kesukaannya, pink. Tercium olehku bau parfum khas remaja.

“Ada apa, Agnes?”
“Mas.. aku ingin seperti Mbak Tia.”
“Ingin apanya?” Agnes tidak menjawab tetapi malah melangkah mendekatiku kakinya yang putih mulus hingga berdiri persis di depanku.

Dalam sekejap ia sudah duduk di pangkuanku.
“Agnes, apa-apaan kamu ini..” Tanpa menungguku selesai bicara, Agnes sudah menyambarkan bibirnya di bibirku dan menyedotnya kuat-kuat. Bibir yang selama ini hanya dapat kupandangi dan bayangkan, kini benar-benar mendarat keras. Kulumanya penuh nafsu dan nafas halusnya menyeruak.

Lidahnya dipermainkan cepat dan menari lincah dalam rongga mulutku. Ia mencari lidahku dan menyedotnya kuat-kuat. Aku berusaha melepaskannya namun sandaran kursi menghalangi. Lebih dari itu, terus terang ada rasa nikmat setelah berbulan-bulan tidak berhubungan intim dengan isteriku.

Agnes melepaskan ciumannya dan Berkata, “Mas, aku selalu ketagihan Mas. Aku suka berhubungan dengan laki-laki, bahkan beberapa dosen telah kuajak beginian. Tidak bercumbu beberapa hari saja rasanya badan panas dingin. Aku belum pernah menemukan laki-laki yang pas.”

Kuangkat tubuh Agnes dan kududukkan di atas kertas yang masih berserakan di atas meja kerja. Aku bangkit dari duduk dan melangkah ke arah pintu ruang kerjaku. Aku mengunci dan mematikan lampu ruangan kerjaku.

“Nes.. Kuakui, aku pun kelaparan. Sudah empat bulan tidak bercumbu dengan Tia.”
“Jadikan aku Mbak Tia, Mas. Ayo,” kata Agnes sambil turun dari meja dan menyongsong langkahku.
Ia memelukku kuat-kuat sehingga payudaranya yang empuk sepenuhnya menempel di dadaku. Terasa pula penisku yang telah mengeras berbenturan dengan perut bawah pusarnya yang lembut.

Agnes merapatkan pula perutnya ke arah kemaluanku yang masih terbungkus celana tebal. Agnes kembali menyambar leherku dengan kuluman bibirnnya yang merekah bak bibir artis terkenal. Aliran listrik seakan menjalar ke seluruh tubuhku. Aku semula ragu menyambut keliaran Agnes. Namun ketika kenikmatan tiba-tiba menjalar ke seluruh tubuh, menjadi mubazir jika melewatkan kesempatan ini.

“Kamu amat bergairah, Agnes..” bisikku lirih di telinganya.
“Hmm.. iya.. Sayang..” balasnya lirih sembari mendesah.
“Aku sebenarnya menginginkan Mas sejak lama.. ukh..” serunya sembari menelan ludahnya.
“Ayo, Mas.. teruskan..”
“Ya Sayang. Apa yang kamu inginkan dari Mas?”
“Semuanya,” kata Agnes sembari tangannya menjelajah dan mengelus batang kemaluanku.

Bibirnya terus menyapu permukaan kulitku di leher, dada dan tengkuk. Perlahan kusingkap T-Shirt yang dikenakannya. Kutarik perlahan ke arah atas dan serta merta tangan Agnes telah diangkat tanda meminta T-Shirt langsung dibuka saja. Kaos itu kulempar ke atas meja. Kedua jemariku langsung memeluknya kuat-kuat hingga badan Agnes lekat ke dadaku.

Kedua payudaranya kembali menepel, terasa hangat dan lembut. Jemariku mencari kancing BH yang terletak di punggungnya. Kulepas perlahan, talinya kuturunkan melalui tangannya. BH itu akhirnya jatuh ke lantai dan kini ujung payudaranya menempel lekat ke arahku. Aku melorot perlahan ke arah payudaranya dan kujilati penuh gairah. Permukaan dan tepi putingnya terasa sedikit asin oleh keringat Agnes, namun menambah nikmat aroma gadis remaja.

Tangan Agnes mengusap-usap rambutku dan menggiring kepalaku agar mulutku segera menyedot putingnya. “hisap kuat-kuat Mas, hisaaapp..” bisiknya. Aku memenuhi permintaannya dan Agnes tak kuasa menahan kedua kakinya. Ia seakan lemas dan menjatuhkan badannya ke lantai berkarpet tebal.

Ruang ber-AC itu terasa makin hangat. “Mas lepas..” katanya sambil telentang di lantai. Agnes meminta aku melepas pakaian. Agnes sendiri pun melepas rok dan celana dalamnya. Aku pun berbuat demikian namun masih kusisakan celana dalam. Agnes melihat dengan pandangan mata sayu seperti tak sabar menunggu. Segera aku menyusulnya, tiduran di lantai. Kudekap tubuhnya dari arah samping sembari kugosokkan telapak tanganku ke arah putingnya. Agnes melenguh sedikit kemudian sedikit memiringkan tubuhnya ke arahku. Sengaja ia segera mengarahkan putingnya ke mulutku.

“Mas hisaapp Mas.. teruskan, enak sekali Mas.. enak..” Kupenuhi permintaannya sembari kupijat-pijat pantatnya. Tanganku mulai nakal mencari selangkangan Agnes. Rambutnya tidak terlalu tebal namun datarannya cukup mantap untuk mendaratkan pesawat “cocorde” milikku. Kumainkan jemariku di sana dan Agnes tampak sedikit mengerang. “Ukh.. khmem.. hss.. terus.. terus,” lenguhnya tak jelas.

Sementara hisapan di putingnya kugencarkan, jemari tanganku bagaikan memetik dawai gitar di pusat kenikmatannya. Terasa jemari kanan tengahku telah mencapai gumpalan kecil daging di dinding atas depan vaginanya, ujungnya kuraba-raba lembut berirama. Lidahku memainkan puting sembari sesekali menghisap dan menghembusnya. Jemariku memutar klitoris Agnes dengan teknik petik melodi BandarQ.

Agnes menggelinjang-gelinjang, mengerang penuh nikmat. “Mas.. Mas.. ampun.. terus, ampun.. terus ukhh..” Sebentar kemudian Agnes lemas. Namun itu tidak berlangsung lama karena birahi Agnes bangkit kembali dan berbalik mengambil inisiatif. Tangannya mencari-cari kejantananku.

Kudekatkan agar mudah dijangkau dan dijamah, dengan serta merta Agnes menarik celana dalamku. Bersamaan dengan itu melesat keluar pusaka kesayangan iStriku Tia. Akibatnya, memukul ke arah wajah Agnes. “Uh.. Mas.. apaan ini,” kata Agnes kaget. Tanpa menunggu jawabanku, tangan Agnes langsung meraihnya. Kedua telapak tangannya menggenggam dan mengelus penisku.

“Mas.. ini asli?”
“Asli, 100 persen dong,” jawabku.
Agnes menggeleng-gelengkan kepalanya merasa tidak percaya. Lalu lidahnya menyambar cepat ke arah permukaan penisku yang berdiameter 6 cm dan panjang 19 cm itu, sedikit agak bengkok ke kanan. Di bagian samping kanan terlihat menonjol aliran otot keras. Bagian bawah kepalanya, masih tersisa sedikit kulit yang menggelambir. Otot dan gelambiran kulit itulah yang membuat perempuan bertambah nikmat merasakan tusukan senjata andalanku.

“Mas, belum pernah aku melihat penis sebesar dan sepanjang ini.”
“Sekarang kamu melihatnya, memegangnya dan menikmatinya.”
“Alangkah bahagianya MBak Tia.”
“Makanya kamu pengin seperti dia, kan?”
Agnes langsung menarik penisku. “Mas, aku ingin cepat menikmatinya. Masukkan, cepat masukkan Mas.”

Agnes menelentangkan tubuhnya. Pahanya dibukanya. Terlihat betapa mulus putih dan bersih. Diantara bulu halus di selangkangannya, terlihat lubang vagina yang mungil. Aku telah berada di antara pahanya. Exocet-ku telah siap meluncur. Agnes memandangiku penuh harap.

“Cepat Mas, ayo cepat masukkan..”
“Sabar Agnes. Kamu harus benar-benar terangsang dulu, Sayang..”
Namun tampaknya Agnes tak sabar. Belum pernah kulihat perempuan sekasar dan bergairah seperti Agnes. Dia tak ingin dicumbui dulu sebelum dirasuki penis pasangannya. “Cepat Mas..” ajaknya lagi.

Kupenuhi permintaannya, kutempelkan ujung penisku di permukaan lubang vaginanya, kutekan perlahan tapi sungguh amat sulit masuk, kuangkat kembali namun Agnes justru mendorongkan pantatku dengan kedua belah tangannya. Pantatnya sendiri didorong ke arah atas. Tak terhindarkan, batang penisku bagai membentur dinding tebal. Namun Agnes tampaknya ingin main kasar. Aku pun, meski belum terangsang benar, kumasukkan penisku sekuat dan sekencangnya. Meski perlahan dapat memasukirongga vaginanya, namun terasa sangat sesak, seret, panas, perih dan sulit.namun agnes tidak gentar, malah menyongsongnya penuh gairah.

“Jangan dipaksakan, Sayang..” pintaku.
“Terus. Paksa, siksa aku. Siksa.. tusuk aku. Keras.. keras jangan takut Mas, terus..” Dan aku tak bisa menghindar. Kulesakkan keras hingga separuh penisku telah masuk. Agnes sontak menjerit, “Aouwww.. sedikit lagi..” Dan aku menekannya kuat-kuat. Bersamaan dengan itu terasa ada yang mengalir dari dalam vagina Agnes, meleleh keluar.

Aku melirik, darah.. darah segar. Agnes diam. Nafasnya terengah-engah. Matanya memejam. Aku menahan penisku tetap menancap. Tidak turun, tidak juga naik. Untuk mengurangi ketegangannya, kucari ujung puting Agnes dengan mulutku. Meski agak membungkuk, aku dapat mencapainya. Agnes sedikit berkurang ketegangannya.

Beberapa saat kemudian ia memintaku memulai aktivitasku kembali. Kugerakkan penisku yang hanya separuh jalan, turun naik dan Agnes mulai tampak menikmatinya. Pergerakan konstan itu kupertahankan cukup lama. Makin lama tusukanku makin dalam. Agnes pasrah dan tidak sebuas tadi. Ia menikmati irama keluar masuk di liang kemaluannya yang mulai basah dan mengalirkan cairan pelicin.

Agnes mulai bangkit gairahnya menggelinjang dan melenguh dan pada akhirnya menjerit lirih, “Uuuhh.. Mas.. uhh.. enaakk.. enaakk.. Terus.. aduh.. ya ampun enaknya..” Agnes melemas dan terkulai. Kucabut penisku yang masih keras, kubersihkan dengan bajuku. Aku duduk di samping Agnes yang terkulai.

“Agnes, kenapa kamu?”
“Lemas, Mas. Kamu amat perkasa.”
“Kamu juga liar.”

Agnes memang sering berhubungan badan dengan laki-laki. Namun belum ada yang berhasil menembus keperawanannya karena selaput daranya amat tebal. Namun perkiraanku, para lelaki akan takluk oleh garangnya Agnes mengajak senggama tanpa pemanasan yang cukup. Gila memang anak itu, cepat panas Seperti saat bermain Poker Online.

Sejak kejadian itu, Agnes selalu ingin mengulanginya. Namun aku selalu menghindar. Hanya sekali peristiwa itu kami ulangi di sebuah hotel sepanjang hari. Agnes waktu itu kesetanan dan kuladeni kemauannya dengan segala gaya. Agnes mengaku puas.

Setelah lulus kuliah, Agnes menikah dan tinggal di Palembang. Sejak itu tidak ada kabarnya. Dan, ketika pulang ke Bandung bersama anaknya, aku berjumpa di rumah tante.
“Mas Dani, mau nyoba lagi?” bisiknya lirih.
Aku hanya mengangguk.
“Masih gede juga?” tanyanya menggoda.
“Ya, tambah gede dong pastinya.”

Dan malam itu, aku langsung mengunjungi hotel tempatnya menginap. Pertarungan pun kembali terjadi dalam posisi sama-sama telah matang.
“Mas Dani, Mbak Tia sudah bisa dipakai belum?” tanyanya.
“Belum, dokter melarangnya,” kataku berbohong.
Dan, Agnes pun malam itu mencoba melayaniku hingga kami sama-sama terpuaskan.


HondaQQ adalah Sebuah Situs Agen Judi Online Domino 99 yang Sudah Menjadi Satu - satunya Situs terpercaya di kalangan judi online Di Tanah Air indonesia.

Dengan itu Dapat kita pastikan bahwa HondaQQ ini merupakan yang mampu memberikan tantangan Dan Kemenangan lebih untuk anda semua.

HondaQQ.com memberikan promo bonus sebagai berikut:
- Promo Bonus Rollingan 0.5%
- Promo Bonus Referral 10% + 10%
- Promo Bonus Extra Refferal 5%
- Promo Extra Turnover yang dibagikan setiap tanggal 01 dan tanggal 16 Setiap bulannya dengan minimal Turnover sebagai berikut
* Turn Over 10  jt = FreeChips Rp 25.000 ,-
* Turn Over 25  jt = FreeChips Rp 50.000 ,-
* Turn Over 50  jt = FreeChips Rp 100.000,-
* Turn Over 100 jt = FreeChips Rp 250.000,-
* Turn Over 200 jt = FreeChips Rp 500.000,-

HondaQQ.com juga memiliki 8 Game permainan yang bisa anda mainkan dalam 1 User ID saja Diantaranya
- Bandar 66 (New)
- Poker Online
- Domino 99
- Bandarq
- Aduq
- Bandar Poker
- Capsa Susun
- Sakong

Anda juga tidak perlu kwatir juga kesulitan masuk untuk mengakses situs hondaqq, karena situs hondaqq.com ini juga memiliki link altenatif yang bisa anda gunakan untuk masuk ke situs HondaQQ tanpa halangan yang membuat anda susah masuk.

http://www.boshalo.org
http://www.boshalo.info
http://www.boshalo.net

{} Anda juga dapat menghubungi kontak di bawah ini untuk info lebih lanjut {}


Website : Http://www.boshalo.com  
BBM : D8D14919  
WA : +85569718027  
YM : cshondaqq@yahoo.com

No comments